"hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." ―Matius 19:19
Dunia ini tidak pernah menjadi sempurna 100% full benar. Sebagai manusia
pun diberikan “ruang” untuk kesalahan terjadi supaya kita bisa belajar lebih
baik, lebih dewasa dan lebih cakap menghadapi kehidupan. Kita perlu menjadi
salah untuk mengetahui banyak hal. Salah kadang diperlukan. Berani salah itu
baik. Namun, ada sifat manusia yang ingin segala sesuatu berjalan sesuai dengan
maunya. Maunya bener, ya harus bener deh. Maunya kesini, ya harus kesini.
Maunya kesana, ya kesana. Kadang sifat manusiawi orang muncul ketika
berekspektasi akan sesuatu. Ketika berekspektasi akan sesuatu, cakrawala
berpikir kita terarah pada hal yang seharusnya terjadi sesuai dengan cakrawala
berpikir atau ekspektasi kita. Padahal, yang punya kenyataan seringkali bukan
kita. Sehingga ketika kenyataan tidak selalu berujung pada ekspektasi yang
menjadi nyata, kita kecewa dan marah akan situasi tersebut. Untuk menghindari
kekecewaan dalam hidup maka berhentilah untuk berekspektasi yang tidak perlu.
Hiasi cakrawala berpikir kita dengan banyak kebaikan-kebaikan yang bisa kita
lakukan, bukan saja akhir yang akan kita terima. Do and rest. Tugas kita hanya
do, do dan do. Selebihnya, rest.
Jika dalam perjalanan do, do dan do itu banyak senggolan kecil terjadi,
berusahalah untuk tetap pada kata it’s okay. Tidak perlu menilai diri yang
salah atau keliru bahkan menghakimi dan menyalahkan diri sendiri. Sayanglah
pada dirimu sendiri karena sudah melakukan do, do dan do sampai 3x bahkan
lebih. Kalau do, do dan do kita sudah 100%, kesalahan kecil mungkin hanya
mengurangi 0 sampai 5% dari yang sempurna which is it’s still that good.
Rayakanlah hal-hal kecil yang sudah kita maksimalkan dengan baik, say thanks to
yourself, you did it very well. Jangan membenci diri kita akan kesalahan kecil,
lihatlah tumpukan usaha yang sudah kita berikan. Itu sudah lebih dari cukup.